Pengenalan Emosi Dalam Artificial Intellegence
Bandung – Teknologi Kecerdasan Buatan terus mengalami perkembangan salah satu perusahaan teknologi asal China tengah mengembangkan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) yang dapat mengenali emosi manusia. Teknologi ini diharapkan bakal menjadi teman ngobrol untuk manusia di masa yang akan datang. Rencananya ide yang disebut “Emotion AI” ini akan diimplementasikan pada teknologi asisten suara (voice assistant).
Menurut Wakil President Software Engineering Huawei Felix Zhang, asisten suara ini akan dapat mengenali intonasi suara sehingga dapat menerka kondisi emosi si pembicara. Dengan adanya analisis emosi ini diharapkan akan terjadi interaksi yang lebih intim antara manusia dengan mesin.
“Kami ingin interaksi emosional. Kami berpikir bahwa kelak di masa depan semua pengguna dapat berinteraksi secara emosional. Inilah arah yang kami lihat dalam jangka panjang,” ungkap Felix
Kecerdasan buatan yang terbenam dalam setiap asisten virtual hanya mampu memproses perintah, tetapi tidak mengenali konteks lingkungan serta informasi untuk menanggapi keadaan emosi pengguna. Artinya kemampuan kecerdasan buatan pada asisten virtual hanya memungkinkan komunikasi satu arah. Dengan menambah kemampuan analisis emosi akan memungkinkan asisten pribadi virtual untuk menganalisis beberapa data dari ekspresi wajah, intonasi suara dan pola perilaku
Teknologi ini memungkinkan sebuah perangkat dapat memelajari kebiasaan manusia serta lingkungannya. Saat ini, teknologi AI banyak digunakan pada asisten virtual semisal SIRI pada perangkat Apple atau Cortana pada perangkat Microsoft.
Huawei sendiri sejauh ini memang menargetkan menjadi pionir untuk era Intelligent World. Perusahaan ini membawa misi agar kecerdasan buatan (Artificial intelligence) memberikan keuntungan bagi semua pihak. Karena Huawei meyakini bahwa pada 2025 mendatang teknologi AI akan mencapai puncaknya. [wid]