Penghasilan Kreator Line, Bisa Umrah hingga Beli Rumah
Penghasilan Kreator Line, Bisa Umrah hingga Beli Rumah. Di era digital, platform internet membuka banyak kesempatan bagi netizen untuk mencari duit. Misalnya menjadi kreator video di YouTube dan Facebook, jualan online di platform semacam Bukalapak dan Tokopedia, hingga menjadi pembuat stiker dan komik di Line.
Ya, layanan pesan singkat Line pun ternyata menawarkan peluang berkarya dan berbisnis yang menjanjikan. Setidaknya begitu yang diumbar PR Director Line Indonesia, Dhyoti Basuki Ramdhani.
“Kreator di Line Sticker dan Line Webtoon penghasilannya beda-beda. Ada yang puluhan juta sampai yang ratusan juta juga ada,” Dhyoti enggan mengumbar nominal pasti yang diperoleh para kreator stiker Line tiap bulannya. Ia berdalih penjualan stiker bisa fluktuatif, tergantung kualitas, produktivitas, dan popularitas sang kreator maupun karyanya.
“Yang pasti ada yang bisa beli rumah, memberangkatkan umrah orangtua, menyelesaikan S2, sampain yang beli perkebunan sawit. Banyak yang sukses jadi kreator stiker dan webtoon di Line,” Dhyoti menuturkan.
Line sendiri tidak mengambil keuntungan dari penjualan stiker. Kreator memperoleh 70 persen dari hasil penjualan, sementara 30 persen untuk membayar platform lain yang ditumpangi yakni Google Play Store atau Apple App Store.
Mekanisme ini berbeda untuk kreator komik di Line Webtoon. Mereka tak menerima share dari penjualan komik, melainkan digaji oleh Line sesuai kebijakan yang ditetapkan.
“Sejauh ini kami punya 70 official webtoon di Indonesia. Mereka itu kami gaji sesuai dengan performa webtoon-nya di pasaran. Ada kontraknya, misalnya dalam periode tertentu harus mengeluarkan berapa seri komik,” Dhyoti menjelaskan.
Lagi-lagi Dhyoti enggan mengungkapkan gaji rata-rata yang diberikan, beserta sistem penghitungannya. Ia hanya sesumbar kreator komik di Line Webtoon bisa menjadi akun official jika kontennya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Kami nggak semata-mata lihat dari popularitas. Tapi apakah komik itu relevan dengan masyarakat,” ujarnya.
Dari 70 akun webtoon resmi di Line, lima di antaranya sudah mengepakkan sayap ke kancah internasional. Ada yang komiknya dinikmati di Thailand, Taiwan, hingga Jepang.
“Mereka yang masuk ke pasar luar negeri pendapatannya juga dobel lagi. Makanya kami dorong lebih banyak kreator lokal yang go international. Ini juga turut berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi nasional di melalui industri kreatif,” kata Dhyoti.
Bukan cuma lewat Line Sticker dan Line Webtoon, Line juga kini memungkinkan para netizen unjuk gigi dan berkarya lewat Line Chatbot. Dhyoti mengatakan sejauh ini belum ada pakem untuk monetisasi dari pembuatan chatbot.
“Chatbot baru tahun ini. Sekarang dalam tahap perkenalan ke developer bahwa mereka bisa manfaatkan ini untuk berkarya. Kami sedang mempertimbangkan opsi-opsi monetisasinya bagi mereka di masa depan,” ia memungkasi.