Ponsel dan Peralatan Jaringan Huawei Kini Tanpa Dukungan AS
Menurut laporan dari UBS dan Fomalhaut Techno Solution, Huawei Mate 30 Pro tidak lagi didukung oleh komponen buatan Amerika Serikat (AS). Hal ini tidak mengejutkan mengingat Huawei menghadapi larangan dagang dengan rantai pemasok asal AS.
Kini, Wall Street Journal mencatat kemajuan yang dilakukan Huawei dalam mengatasi larangan dagang terkait komponen dan chipset buatan perusahaan asal AS.
Sebagai contoh, sebelum larangan berlaku, Huawei memperoleh chip yang dirancang untuk menjaga ponsel terhubung dengan sinyal jaringan dari perusahaan asal AS seperti Qorvo.
Chip serupa juga diperoleh Huawei dari Skyworks dan anak perusahaan miliknya yaitu HiSilicon. Sejak larangan dagang berlaku, Huawei masih berupaya memperoleh sejumlah chip dari Qorvo, namun menambahkan perusahaan asal Jepang, Murata, sebagai sumber baru untuk chip, menggantikan Skyworks.
Upaya ini serupa dengan langkahnya berhenti menggunakan Broadcom sebagai sumber untuk chip Wi-Fi dan Bluetooth, dan kini mengandalkan chip karya perusahaannya. Huawei cukup cerdas untuk memprediksi bahwa larangan dagang rantai pemasok AS akan menjadi langkah pemerintah AS selanjutnya setelah menuduhnya sebagai ancaman nasional pada 2012 lalu.
Huawei dilaporkan mulai menimbun komponen dan langkah ini membantunya tetap bertahan setelah larangan dagang berlaku. Selain itu, Huawei juga mulai mencari pemasok dari negara lain selain AS, dan mulai mengembangkan komponen pengganti.
Selain itu, Huawei juga memiliki keuntungan sebab memiliki anak perusahaan HiSilicon yang merancang chip seperti SoC Kirin dan chip modem Balong. Dirancang oleh HiSilicon, chip tersebut diproduksi oleh TSMC, yang telah mengumumkan komitmennya untuk terus mendukung Huawei.
Pada bulan November lalu, beredar spekulasi bahwa AS mencoba mendorong pemerintah Taiwan melarang TSMC bekerja sama dengan Huawei. Namun, laporan ini dibantah oleh pejabat pemerintah Taiwan.
Wall Street Journal juga melaporkan bahwa Huawei tidak hanya bebas dari pemasok komponen asal AS di segi smartphone, namun juga pada segi peralatan jaringan. Huawei, dengan pangsa pasar 28 persen, merupakan pemasok global terbesar untuk teknologi jaringan.
Dengan operator mengeluarkan dana besar untuk membangun jaringan 5G baru, Huawei telah memproduksi Base Station 5G tanpa komponen dan software buatan perusahaan asal AS. Base Station ini merupakan komponen utama untuk jaringan 5G yang tengah dibangun dan mengganti pemasok telah memperlambat langkah Huawei dalam merilis Base Stations.
Saat ini, Huawei hanya dapat memproduksi sebanyak 5.000 Base Station 5G setiap bulan, dan pada tahun 2020 mendatang, Huawei akan dapat membangun sebanyak 125.000 Base Station per bulannya.