Produksi Peralatan 5G Huawei tak Terpengaruh Virus Korona
Dilarang berbisnis dengan rantai pemasok asal Amerika Serikat tidak menjadikan Huawei kesulitan dalam menghadirkan sebanyak 240 miliar perangkat pada tahun 2019 lalu. Belum mampu mengalahkan Samsung di posisi pertama, jumlah ini mampu menggeser Apple dari posisi kedua.
Tidak hanya administrasi Presiden Trump, Huawei juga kini menghadapi ancaman lain dan bukan berasal dari ranah dagang atau politik, namun justru dari ranah kesehatan, yaitu virus korona atau CPVID-19. Namun, Huawei mengaku kedua hal ini tidak akan melemahkan perusahaannya dalam menghadirkan produk karyanya.
Mengutip Phone Arena, Huawei mengumumkan bahwa pabriknya telah kembali memulai proses produksi untuk peralatan jaringan 5G. Sebagai informasi, Huawei memproduksi alat jaringan 5G di pabrik miliknya. Pengumuman ini disampaikan oleh Presiden 5G Network Equipment Yang Chaobin.
Yang menyebut bahwa seluruh pabrik Huawei telah kembali melanjutkan proses produksi setelah harus mengalami penghentian sementara akibat penyebaran COVID-19.
Selain itu, Yang juga menyebut bahwa pemasok utama perusahaannya juga telah melanjutkan proses produksi, sehingga penyebaran COVID-19 diklaim tidak akan berdampak pada pasokan untuk pelanggan Huawei.
Peralatan jaringan 5G Huawei telah menjadi kekhawatiran utama pejabat Amerika Serikat, karena perusahaan ini memiliki hubungan erat dengan pemerintah komunis Tiongkok. Kekhawatiran bahwa di bawah hukum negara tersebut, pemerintah Tiongkok dapat menuntut Huawei menghimpun informasi untuknya.
Berbasis kekhawatiran ini, pihak penegak hukum Amerika Serikat menyebut bahwa peralatan jaringan Huawei memiliki pintu belakang yang mengumpulkan informasi dan mengirimkannya ke Beijing. Pihak Amerika Serikat telah berupaya membangun rencana untuk membantu pesaing Huawei bersaing dengan raksasa ini.
Namun, Huawei merupakan manufaktur peralatan jaringan terbesar di dunia, dengan pangsa pasar sebesar 28 persen dan lebih maju satu hingga dua tahun jika dibandingkan dengan Nokia dan Ericsson. Selain itu, Huawei juga memiliki hubungan erat dengan bank pemerintah Tiongkok, sehingga mampu menawarkan keuntungan menyoal finansial besar untuk klien.
Beberapa ide yang diajukan Amerika Serikat (AS) termasuk menawarkan bantuan harga terjangkau untuk Nokia dan Ericsson, sehingga mereka juga dapat menawarkan keuntungan finansial besar untuk peralatan mereka.
Ide lainnya disampaikan oleh Attorney General William Barr meminta AS untuk mengambil alih faktor pengendali dua perusahaan jaringan ini, namun usaha untuk meneruskan ide ke tahap uji coba ini dihentikan oleh Wakil Presiden Mike Pence.