Ramadan Mungkin Jatuh pada 27 Mei 2017

Ramadan Mungkin Jatuh pada 27 Mei 2017

Tanggal 1 Ramadan 1438 H kemungkinan akan jatuh pada tanggal 27 Mei 2017. Begini penjelasan pakar astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) Moedji Raharto. Bila dilihat dari sigi astronomi, fraksi ilmuniasi bulan sudah lebih dari 1 persen. Sehingga memungkinkan hilal dapat dengan mudah disaksikan oleh para perukiah dan pengamat hilal di seluruh Indonesia. Dengan kondisi bulan seperti ini kemungkinan tidak akan terjadi perbedaan dalam penetapan awal Ramadan tahun ini.

Pakar Astronomi ITB Moedji Raharto menyampaikan hal itu usai menyampaikan Kuliah Umum di FMIPA ITB, Sabtu, 13 Mei 2017. Menurut Moedji, perbedaan justru akan terjadi pada penetapan akhir Ramadan nanti. Hal ini terjadi karena kemungkinan hilalnya akan sulit terlihat sehingga perlu ekstra keras untuk mendapatkannya. Namun bila penentuan akhir Ramadan berbeda, ada dua kemungkinan dalam menetapkan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri. Yaitu pada hari ke 29 atau digenapkan menjadi 30.

Menurutnya, penentuan awal dan akhir Ramadan di Indonesia dilakukan menggunakan dua sistem yaitu hisab dan rukiah. Sistem hisab mengacu pada penanggalan-penanggalan dan kriteria-kriteria tertentu. Salah satunya adalah bila posisi bulan sudah berada di 1% maka penetapan awal Ramadan tidak akan berbeda. “Jadi kemungkinannya tanggal 26 Mei itu kita nanti sudah tarawih dan pada tanggal 27 Mei sudah puasa hari pertama,” imbuhnya.

Namun untuk kepastiannya, lanjut Moedji, penentuan awal dan akhir Ramadan akan tetap menunggu hasil sidang isbat. Hal ini karena banyak pihak yang melakukan penghitungan maupun pengamatan dengan metode yang berbeda. Kemenag sendiri mempunyai divisi-divisi dan tempat pengamatan hilal di 24 provinsi. Demikian juga ormas seperti Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai tempat-tempat pengamatan tersendiri seperti di Jakarta, Pelabuan Ratu, Medan, dan Aceh. Termasuk Persis dengan sistem penghitungannya.

Untuk pengamatan hilal di Bandung, akan dilakukan di Boscha. Boscha akan mulai melakukan pengamatan hilal pada tanggal 26 Mei ketika matahari masih di atas ufuk. Kemudian Tracking, setelah konjungsi sudah langsung bisa diamati untuk diikuti jejaknya sampai terbenam. Pada pengamatan ini Boscha tidak akan menunggu sampai matahari terbenam. “Tapi sekali lagi, untuk kepastiannya kita akan menunggu sidang isbat ya.

Sumber : PikiranRakyat

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.