Ransomware Tak Bakal Berhenti Menyerang di Masa Depan

Ransomware Tak Bakal Berhenti Menyerang di Masa Depan

Belum lama ini, jagad maya digemparkan oleh serangan siber massal dari WannaCry dan Petya. Kejahatan siber yang bermotif uang ini disebut masih akan marak dilakukan oleh peretas di masa depan.

Surung Sinamo, Country Director Palo Alto Networks Indonesia mengungkapkan bahwa tren serangan ransomware akan semakin sering dengan varian yang lebih banyak. Ini karena serangan semacam itu merupakan peluang bisnis dengan modal yang terbilang murah bagi komunitas peretas.

“Kalau bicara ke depan, kita percaya frekuensinya akan semakin banyak dan variannya juga akan semakin beragam. Ada banyak varian-varian baru. Karena serangan malware ini kelihatannya bisa jadi sesuatu yang menguntungkan bagi pelakunya, kita melihat ini akan memotivasi mereka untuk semakin gencar membuat varian baru,” terang Surung kepada awakmedia di Sentra Senayan II, Jakarta Pusat, Kamis (13/7).

Serangan ransomware dilakukan oleh peretas dengan “menyandera” data korbannya. Malware ini memblokir akses ke komputer atau data yang ada di perangkat korban. Korban harus membayar sejumlah uang untuk mendapatkan kembali akses tersebut.

Sebelumnya, WannaCry atau WannaCrypt berhasil menyerang lebih dari 230.000 komputer di lebih dari 150 negara. Petya juga menyebar dengan cepat melalui jaringan computer yang menggunakan Windows.

Meski banyak pihak telah melarang korban untuk membayar, Palo Alto meyakini masih banyak pula keuntungan yang didapat para peretas dari bisnis penyaderaan data ini. Oleh sebab itu, ransomware masih dipandang sebagai bisnis seksi oleh peretas.

“Hacker ini akan tetap termotivasi untuk melakukan lebih banyak serangan. Sampel-nya mungkin jadi semakin banyak supaya mereka bisa mengumpulkan uang lebih mudah karena selalu saja ada yang bayar. Pengalaman yang WannaCry cukup banyak yang bayar. Bagi pelaku serangan yang modal melakukannya sangat murah itu sangat menguntungkan,” lanjutnya.

Untuk membentengi diri dari serangan ini, Palo Alto mengatakan bahwa solusi keamanan adalah hal yang sangat penting. Solusi tersebut akan lebih baik apabila mampu menangkal serangan, bukan memulai proteksi setelah serangan terdeteksi.

“Perlu sekali satu solusi keamanan yang bisa menjawab problem ini. Karena kalau solusinya hanya berdasarkan signature, maka ketika ada varian baru akan terjadi bridge karena signature-nya belum ada,” tambahnya.

Palo Alto sendiri mengandalkan tiga solusi seperti Next-Generation Firewall, Threat Intelligent Cloud dan Advanced Endpoint Protection. Platform tersebut disebut mampu menyuguhkan visibilitas dan kendali yang kokoh terhadap aplikasi, pengguna, maupun konten serta menyematkan proteksi yang tangguh terhadap known cyberthreat maupun yang unknown.

Tak hanya itu, platform ini juga diklaim mampu memangkas waktu dalam mengelola keamanan jaringan hingga setengahnya sehingga staf keamanan IT bisa lebih focus dalam hal pengembangan dan layanan lain dari perusahaannya.

Sekadar informasi, Palo Alto adalah perusahaan keamanan asal Amerika Serikat yang berdiri sejak 2005. Solusinya telah digunakan puluhan ribu perusahaan di dunia, termasuk yang terbaru adalah OCBC NISP di Indonesia

Sumber : CNN Indonesia

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.