Rusia Dituduh Pakai Hacker untuk Dongkrak Popularitas Vaksin
Rusia menerima tuduhan menggunakan hacker serta memanfaatkan hoaks untuk bisa mendongkrak kepopuleran dan pemasaran vaksin Covid-19 buatan mereka yaitu Sputnik-V.
Kabar ini datang setelah badan sertifikasi dan pengujian medis di Eropa yaitu European Medicines Agency membeberkan kasus peretasan atau serangan siber yang diklaim berasal dari kelompok hacker yang didukung pemerintah Rusia.
Dikutip dari Engadget, media lokal Belanda bernama De Volkskrant melaporkan pihak European Medicines Agency mengakui terjadi peretasan yang memberikan celah bagi hacker mengakses informasi jumlah pembelian dan tujuan pengiriman vaksin Pfizer BioNTech.
Laporan yang diumumkan oleh European Medicines Agency pada bulan Desember menduga sejumlah serangan siber yang baru diketahui ini berasal dari Rusia dan Tiongkok. Pihak kedua negara yang dituduh masih belum memberikan komentar.
Hal ini berkaca dari beberapa laporan serangan siber dari berbagai firma riset keamana siber yang kerap menyebut pemerintah Rusia dan Tiongkok menggunakan backed-state atau hacker yang didanai pemerintah.
Dikutip dari sumber yang sama, media Wall Street Journal mengklaim Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menemukan sejumlah situs yang menyebarkan hoaks terkait vaksin Covid-19 merek lain dan meyakinkan Sputnik-V buatan Rusia lebih terjamin.
Penulusuran mendalam pihak Amerika Serikat mengklaim situs atau forum yang menyebarkan hoaks tersebut memiliki ikatan dengan agen intelijen Rusia. Hal ini ditanggap sebagai usaha Rusia memasarkan vaksin Covid-19 buatannya.