Satelit Telkom 1 Dikabarkan Pecah Berkeping-keping
PT Telkom telah mengumumkan bahwa satelit Telkom 1 sudah tidak bisa dioperasikan lagi. Kini, muncul bukti baru yang mengindikasikan bahwa satelit tersebut mulai pecah berkeping-keping. Debris (serpihan) satelit Telkom 1 tersebut tertangkap oleh salah satu teleskop milik perusahaan yang memantau objek geostationer Bumi yang berbasis di Amerika Serikat, yakni ExoAnalytic Solutions.
Perusahaan tersebut menggunakan algoritma untuk me-review data dari 165 teleskop optik yang tersebar di penjuru Bumi. Algoritma tersebut mencari kejadian anomali. Salah satu teleskop yang berada di Australia dilaporkan mendeteksi serpihan yang diduga berasal dari satelit Telkom 1. “Terlihat banyak materi reflektif yang menyebar dari satelit itu,” ujar CEO ExoAnalytic, Doug Hendrix dalam sebuah wawancara.
“Serpihan itu bisa jadi panel surya, bahan bakar, atau serpihan lain, kami belum bisa memastikan,” kata Hendrix. Sebelumnya, pada Rabu (30/8/2017) lalu, Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Alex Sinaga mengungkapkan satelit Telkom 1 yang sebelumnya mengalami gangguan, sudah tidak bisa digunakan.
Hal ini merupakan hasil investigasi yang dilakukan oleh Telkom bersama produsen Telkom 1, Lockheed Martin. Lockheed Martin kemudian menyarankan agar PT Telkom mematikan (shut down) satelit Telkom 1, untuk menghindari adanya interferensi dengan satelit lain. Satelit Telkom 1 diketahui diluncurkan pada 13 Agustus 1999 dan diklaim memiliki usia desain 15 tahun.
Kabarnya Satelit Telkom 4 Gantikan Telkom 1 dan Akan Diluncurkan Agustus 2018. Satelit Telkom 4 yang akan menggantikan satelit Telkom 1 direncanakan akan diluncurkan pada Agustus 2018 mendatang. Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Alex Sinaga menjelaskan pihaknya masih mencari nama untuk satelit tersebut.
“Kami sudah kontrak untuk meluncurkan satelit Telkom 4 yang rencananya akan diluncurkan di Amerika bulan Agustus tahun 2018,” kata Alex, dalam konferensi pers yang digelar di Kemenkominfo, Dia menjelaskan, satelit Telkom 4 direncanakan untuk menggantikan satelit Telkom 1 di slot orbit 108 BT. Jumlah kapasitas Telkom 4 lebih besar dari kapasitas satelit Telkom 1 sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan transponder.
Satelit Telkom 4 direncanakan membawa 60 transponder, sebanyak 36 transponder akan disewakan untuk kebutuhan domestik, sedangkan sisa 24 transponder akan dipasarkan untuk India. Satelit Telkom-4 rencananya akan menggunakan platform SSL 1300 dan di desain untuk operasional selama 15 tahun. Satelit Telkom 1 yang sudah diluncurkan sejak 13 Agustus 1999, memiliki usia desain 15 tahun.
Hingga kini, satelit Telkom 1 masih dioperasikan. Sebab, berdasarkan hasil asessment bersama produsen Lockheed Martin pada tahun 2014 dan 2016, satelit Telkom 1 dinyatakan dalam kondisi baik dan dapat beroperasi normal dengan kecukupan bahan bakar hingga beberapa tahun ke depan, setidaknya hingga tahun 2019.
Maka, lanjut dia, sejak tahun 2016, Telkom telah memutuskan untuk meluncurkan satelit Telkom 4 di pertengahan tahun 2018. “Telkom akan mengawal ketat agar peluncuran satelit Telkom 4 dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan,” kata Alex. Sekadar informasi, untuk membangun satelit Telkom-4 ditunjuk manufaktur Space Systems Loral (SSL) dan perusahaan peluncurnya SpaceX dari Amerika Serikat. Model pengadaan untuk Satelit Telkom-4 adalah On Ground Delivery (OGD).
Sebelumnya, Lockheed Martin juga menyatakan bahwa satelit Telkom 1 sudah tidak dapat beroperasional kembali. Hal itu didapatkan setelah investigasi mendalam. Produsen tersebut merekomendasikan proses shut down untuk satelit Telkom 1.
Hal ini dilakukan untuk menghindari interferensi dengan satelit lain. Sebelumnya, gangguan yang terjadi pada satelit Telkom 1 menyebabkan sejumlah ATM dari beberapa bank offline. Seperti contohnya Bank Mandiri dan BCA.
Untuk memulihkan layanan satelit Telkom 1, pihaknya telah mengerahkan sekitar 1.000 teknisi untuk memperbaiki anomali infrastruktur tersebut sejak 26 Agustus 2017. Dia menargetkan seuruh layanan pulih pada 10 September mendatang. Alex berjanji, pihaknya akan mempercepat proses migrasi pelanggan, baik dalam hal penyiapan transponder pengganti maupun proses repointing antena di sisi pelanggan.
Menurut dia, pihaknya mengerahkan seluruh sumber daya operasional TelkomGroup di seluruh Indonesia yang terdiri dari internal Telkom, anak perusahaan dan seluruh mitra terkait untuk mempercepat pemulihan.