Sebanyak 60% Publikasi Internasional Tentang Indonesia dibuat Ilmuwan Asing
Lebih dari 60 persen publikasi internasional tentang sumber daya alam dan pengetahuan Indonesia merupakan hasil penelitian ilmuwan luar negeri. Hal tersebut cukup memperihatinkan mengingat dunia pendidikan tinggi nasional memiliki sekitar 5.000 profesor dan 33.000 lektor kepala serta dosen S3.
Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti menyatakan, pemerintah sangat memperhatikan data tersebut. Menurut dia, para ilmuwan sudah saatnya bangkit dan produktif melakukan penelitian bertaraf internasional. Untuk menghasilkan publikasi internasional bereputasi tentu harus melewati tahap penelitian yang optimal. Untuk meningkatkan daya saing tersebut, mulai tahun lalu kami menggulirkan program Visiting World Class Profesor (VWCP). Tahun ini program tersebut dilanjutkan dengan melibatkan lebih banyak lagi peneliti nasional dan luar negeri untuk melakukan riset bersama.
Ia menyatakan, program VWCP jilid II akan resmi berlangsung April 2017. Program tersebut diharapkan dapat memberi sumbangsih lebih terhadap produktivitas riset di perguruan tinggi. Jika pada 2016 lalu, sebagai permulaan kami hanya mengundang saudara kita, para ilmuwan diaspora kembali ke kampung halamannya. Maka, pada tahun ini konsep acaranya sedikit berbeda. Semua profesor kita yang berdiaspora dan semua profesor kita yang berada di dalam negeri, yang tentunya memiliki reputasi internasional, kami harapkan dapat turut serta memberi sumbangsih terhadap jalannya program ini.
Ia menjelaskan, program VWCP secara umum bertujuan untuk meningkatkan kinerja dosen, khususnya produktivitas riset akademis di perguruan tinggi, peningkatan publikasi di jurnal bereputasi, peningkatkan peringkat perguruan tinggi Indonesia menuju 500 kampus terbaik dunia. Menurut dia, pembenahan SDM menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Tujuan ini saya rasa amat relevan dengan keinginan pemerintah meningkatkan daya saing bangsa. Saya yakin, dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis pengembangan ilmu pengetahuan, bangsa ini bisa mandiri dan sejahtera, sehingga konsep Trisakti dapat diterapkan yaitu berdaulat secara politik, berdikasi secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Ia menegaskan, VWCP 2017 akan melibatkan lebih banyak ilmuwan Indonesia yang bermukim atau berkarier di luar negeri. Pada VWCP 2016, profesor dan ilmuwan yang diundang untuk melakukan penelitian bersama di sejumlah kampus nasional mencapai 45 orang. Mereka akan melakukan pendampingan kepada dosen S3 dan sesama profesor untuk melahirkan penelitian berkualitas internasional.
Sumber : PikiranRakyat