Sebaran Perguruan Tinggi Negeri di Jawa Barat Tidak Merata
Imandiri.id – Sebaran Perguruan Tinggi Negeri di Jawa Barat Tidak Merata. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir menilai angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di Jabar masih rendah jika dibandingkan provinsi lain. Kemenristekdikti mendorong universitas negeri yang ada di Jabar dapat memaksimalkan jangkauan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
“Perlu ada penguatan perguruan tinggi negeri yang ada. Harapan saya, misalnya di Priangan Timur ini Unsil bisa jadi penopang, di barat ada Singaperbangsa, kalau di tengah sudah banyak. Sebaran ini yang harus kita dorong karena APK di Jabar masih rendah,” tutur Mohammad Nasir di sela Pembukaan Pendidikan Bela Negara dan Peresmian Gedung Fakultas Teknik Universitas Negeri Siliwangi, Senin, 8 Januari 2018.
Menurut Nasir, optimalisasi perguruan tinggi negeri di Jabar perlu dilakukan mengingat tahun ini pemerintah pusat belum tentu akan melakukan penegerian kampus di Indonesia. Kemenristekdikti justru menekankan kepada kampus negeri untuk bisa memaksimalkan infrastruktur dan menambah sumber daya manusia untuk tenaga dosen.
“Tahun 2017 kemarin ada moratorium penegerian perguruan tinggi. Untuk tahun ini kita tunggu arahan dari Bapak Presiden. Namun, sudah ada perguruan tinggi yang siap dinegerikan. Di Jabar ini memang perguruan tinggi negeri sebarannya belum merata, ini yang jadi perhatian kami,” ucap Nasir.
Pendidikan digital di perguruan tinggi
Dalam sambutannya, Nasir juga meminta kepada perguruan tinggi untuk mulai merambah pada sistem pendidikan digital. Menurut Nasir, dengan kemajuan teknologi saat ini, perguruan tinggi sudah seharusnya mengadopsi sistem pendidikan berbasis digital.
“Era kita ini sudah berubah total, sekarang eranya digital. Maka perkembangan pendidikan harus ke sana, tidak bisa dihindari lagi,” ucap Nasir.
Melalui sistem pembelajaran digital, Nasir memastikan rasio perbandingan pelayanan dosen terhadap mahasiswa tidak akan dibatasi lagi. Dengan demikian, pihak perguruan tinggi tidak perlu menambah ruang kelas untuk menampung siswa yang ada.
“Kalau sekarang rasionya 1:40 di Unsil, nanti kalau semua berbasis sistem e-learning jadi tidak perlu ada batasan lagi,” kata Nasir.
Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Siliwangi Rudi Priyadi mengatakan, sejak beralih status menjadi negeri, Unsil terus melakukan pengembangan infrastruktur dan pengembangan tenaga pendidik di Unsil. Namun, Rudi tak menampik rasio pendidikan di Unsil masih belum ideal yakni 1 :40.
“Saat ini ada 13.376 mahasiswa yang terdaftar di Unsil, dan 330 dosen yang mengajar di sini. Guru besar baru 8 oran, doktor 43 orang, namun yang sedang mengikuti program doktor 53 orang. Kami masih upayakan untuk bertambah,” kata Rudi