Siklon Tropis Dahlia Bikin Petani Lembang Merugi Ratusan
Tidak hanya menumbangkan banyak pohon, dampak siklon tropis dahlia juga mengakibatkan kerusakan pada tanaman milik para petani di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Mereka mengalami kerugian besar karena hasil produksi pertanian yang bisa dijual hanya sekitar 10 persen.
Seorang petani asal Kampung Cibedug, Yaya Kurnaedi (49) mengatakan, angin kencang yang melanda Cikole pada pekan lalu membuat banyak pohon cabai miliknya rusak tersapu oleh angin. “Dari 10.000 pohon cabai yang ditanam, paling yang bisa dipanen itu 25 persennya,” kata Yaya, Selasa 5 Desember 2017.
Padahal, kata dia, pada pekan ini tanaman cabai miliknya akan mulai masuk waktu panen. Dampak siklon tropis dahlia yang baru kali ini terjadi tidak dia duga sama sekali. “Saya kira tanaman bisa tahan cuaca, karena setelah kejadian angin kencang, kondisi tanaman masih baik-baik saja. Baru ketahuan bahwa tanaman itu rusak pada Senin kemarin,” tuturnya.
Lantaran tanamannya rusak oleh angin kencang, dia mengaku harus menanggung kerugian hingga ratusan juta rupiah. Selain sudah mengeluarkan modal awal serta ongkos kerja yang mencapai puluhan juta, Yaya pun tidak bisa memanen seluruh tanaman cabai miliknya, yang ditanam pada lahan seluas sekitar 3.000 meter persegi.
“Kalau cuaca sedang normal, biasanya dari 10.000 pohon ini bisa dihasilkan cabai sebanyak 10 ton. Taruhlah harga rata-rata cabai yang dijual Rp 25.000 per kilogram, maka uang yang saya dapatkan bisa mencapai Rp 250 juta. Namun, karena tanaman dan buahnya sekarang rusak, ya paling saya dapat Rp 25 juta,” tuturnya.
Dia mengatakan, sektor pertanian memang cukup tergantung pada kondisi alam. Oleh karena itu, dia hanya bisa pasrah ketika banyak tanamannya yang rusak oleh angin kencang. Dia berharap, sisa buah cabai yang kondisinya masih cukup bagus bisa dipanen dan laku terjual dengan harga yang bagus.
Sementara untuk tanaman yang telah rusak, kata Yaya, akan ditebang dan diganti dengan tanaman yang baru. “Ya pasrah saja. Sesudah semuanya dipanen, nanti paling tanamannya diganti dengan yang baru. Tanaman yang rusak akan dibakar, karena bisa menimbulkan penyakit ke tanaman lainnya. Bisa saja ada virusnya,” ucapnya.
Selain cabai, tanaman tomat dan burkol juga mengalami kondisi yang sama akibat dampak cuaca buruk ini. Yaya berharap, pemerintah bisa turun tangan untuk membantu meringankan beban para petani, dengan menyediakan bibit dan pupuk murah.
Dadan Kartiwa (36), petani asal Desa Cibodas, juga mengalami nasib yang sama. Dia mengaku bangunan greenhouse yang digunakan sebagai tempat budidaya sayuran miliknya mengalami kerusakan karena tersapu oleh angin kencang. “Kalau total kerugian, paling sekitar Rp 5 jutaan, karena saya harus ganti semua bangunan greenhouse yang terbuat dari plastik,” katanya