Solusi Agar Angkutan Umum Konvensional Bisa Bersaing

Solusi Agar Angkutan Umum Konvensional Bisa Bersaing

Solusi Agar Angkutan Umum Konvensional Bisa Bersaing. Seiring berkembangnya teknologi, kehadiran angkutan berbasis aplikasi online tak bisa dibendung. Perubahan perilaku pengguna transportasi umum yang berpindah dari menggunakan transportasi umum konvensional ke transportasi umum online pun tidak bisa dihindari.

Namun di sisi lain, keadaan tersebut menyebabkan salah satu pihak merasa dirugikan yaitu para pengusaha dan pengemudi transportasi umum konvensional. Tak jarang, terjadi gesekan yang meresahkan antara pengusaha transportasi umum konvensional dan transportasi umum online di lapangan.

Menanggapi hal itu, Sosiolog dari Universitas Indonesia, Musni Umar menilai wajar jika masyarakat berpindah haluan ke transportasi online karena menyuguhkan pelayanan yang sesuai kebutuhan seperti ketepatan waktu, ekonomis, dan nyaman.

Menurutnya, ketiga hal tersebutlah yang menyebabkan masyarakat, khususnya di kota-kota besar, memilih menggunakan transportasi online ketimbang transportasi konvensional yang belum mengalami perubahan.

”Transportasi konvensional ini sangat sulit bertahan karena dari waktu ke waktu tidak ada upaya untuk melakukan revitalisasi untuk memperbaiki pelayanan, kecepatan, waktu, dan ongkos. Tapi mereka juga tidak bisa kita salahkan karena rata-rata belum melek internet dan berasal dari golongan pendidikan yang tak memadai,” kata Musni dalam wawancara yang disiarkan Radio PRFM, Rabu 11 Oktober 2017.

Permasalahan tersebut, kata Musni, menjadi pekerjaan rumah pemerintah supaya transportasi konvensional tidak semakin termarginalkan dan bisa mendapatkan pangsa pasar kembali. Menurutnya, pemerintah sudah seharusnya meningkatkan kualitas dan membentuk organisasi yang bisa meningkatkan kesadaran sehingga para pengemudinya menyadari bahwa masyarakat atau pengguna jasa angkutan umum adalah raja.

”Kalau ingin transportasi konvensional bertahta di hati rakyat, tiada pilihan, harus beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah,” tutur Musni.

Jika transportasi konvensional tetap bertahan dengan pola masa lalu, cepat atau lambat dipastikan habis dan pengemudinya semakin terpinggirkan hingga menimbulkan masalah sosial, yaitu pengangguran.

Sumber : PR

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.