Tahun 2022 Jadi Momentum Akselerasi Industri Telekomunikasi
Dua tahun pandemi COVID-19 menerpa memiliki dampak terhadap akselerasi adopsi teknologi dan transformasi digital di semua aspek kehidupan. Kondisi ini dinilai sebagai momen penting bagi industri telekomunikasi yang menjadi sektor penting di baliknya.
Diskusi bertajuk :Outlook Industri Telekomunikasi 2022: Menata Bisnis Telekomunikasi dari Pandemi ke Endemi: yang digagas oleh Grup IndoTelkom secara virtual memberikan prediksi kuat bahwa tahun 2022 jadi puncak momentum akselerasi industri telekomunikasi.
“Sektor TIK salah satu yang bertahan dan menunjukkan pertumbuhan selama dua tahun pandemi berlangsung. Hal ini karena pandemi yang berujung kepada pembatasan mobilitas memacu transformasi digital di masyarakat,” tutur pendiri IndoTelko Forum, Doni Ismanto Darwin saat membuka sesi diskusi.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Ririek Adriansyah mengklaim bahwa tren pertumbuhan industri telekomunikasi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Vietnam.
“Kalau service dibagi tiga yaitu konektivitas, ICT dan digital maka konektivitas pada kurun waktu 2020-2024 akan tumbuh sekitar empat persen, ICT akan tumbuh lebih tinggi di angka delapan persen, dan digital tumbuh paling tinggi sampai 12 persen,” ungkap Ririek.
“Hal ini sejalan dengan fakta selama pandemi kemarin, masyarakat menjadi lebih contactless dan akan cenderung menggunakan layanan yang sifatnya digital. Karena itu ICT dan digital akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan konektivitas,” tambahnya.
Soal kehadiran teknologi 5G di Indonesia yang tergolong masih dalam tahap early adopter menurut Ririek yang juga menjabat sebagai Dirut Telkom pemanfaatannya akan terus meningkat mengikuti perkembangan global dan secara finansial juga berdampak positif bagi operator telekomunikasi.
Di sisi pemerintah Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo, Ismail, menyatakan pemerintah akan mendukung penuh momentum ini dengan menyediakan infrastruktur yang bisa menopang mimpi menciptakan Indonesia sebagai negara digital economy terbesar di Asia Tenggara.
“Kami regulator akan menyediakan spektrum frekuensi sebagai sumber daya yang terbatas agar operator bisa memanfaatkan spektrum tersebut demi masyarakat. Sebab ketika kondisi ekonomi nasional berangsur pulih maka pemanfaatan ruang digital akan terus meningkat,” kata Ismail.
Direktur Utama Telkomsel, Hendri Mulya Syam, menambahkan bahwa di tahun 2022 pertumbuhan bisnis sektor telekomunikasi tidak lagi hanya di konektivitas tapi juga model bisnis seperti enterprises services, VOD, IoT, cyber security, big data, digital advertising, dan digital entertainment.
“Telkomsel memproyeksikan ke depannya pelaku industri telekomunikasi di Indonesia akan terus mengembangkan core asset-nya, hingga mengembangkan beragam peluang di bisnis digital,” ujarnya.
Pemerintah sendiri diketahui masih mengejar target dan mendorong operator telekomunikasi untuk terus memperluas layanan 4G hingga menyelimuti seluruh Indonesia. Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Anang Achmad Latif mengklaim pihaknya berkomitmen membawa transformasi digital hingga ke pelosok Indonesia.
“Kami dimandatkan menyediakan BTS 4G yang akan onair pada 2022 mendatang. Saat ini sudah 4.200 BTS yang terbangun sampai akhir 2021. Sementara sisanya 3.704 akan dikebut di tahun berikutnya. ” kata Anang.
“Keseriusan pemerintah dalam menjembatani kesenjangan digital tercermin dari kebijakan ini. Program yang seharusnya selesai 2032, bakal diselesaikan tahun depan atau 10 tahun lebih cepat,” pungkasnya.