Teknologi Juga Harus Sentuh Pengembangan SDM

Ericsson merupakan salah satu nama perusahaan teknologi tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Namun, masyarakat awam mungkin lebih mengenal Ericsson berkat ponsel hasil kolaborasinya dengan Sony.

Ericsson merupakan perusahaan teknologi yang menawarkan layanan dan produk di bidang konektivitas dan jaringan. Perusahaan asal Swedia ini telah berada di Indonesia selama 112 tahun, dan memboyong jaringan 1G, 2G, 3G, 4G, dan mengaku siap memboyong jaringan 5G di Indonesia.

Hal ini disampaikan Vice President and Head of HR South East Asia, Oceania and India Ericsson, Priyanka Anand. Menurutnya, Ericsson mengusung misi untuk menciptakan peluang perusahaan baru menyoal bisnis, serta menghadirkan lowongan pekerjaan untuk individu.

“Kami mengakselerasi budaya inovasi yang berguna bagi individual dan juga bisnis. Jantung dari keberadaan kami ada pada karyawan dan konsumen kami, yang selalu menginginkan inovasi baru yang lebih baik setiap harinya.”

Kiprah Priyanka di Ericsson dimulai pada tahun 2010, setelah sebelumnya bekerja di COLT Telecom, serta sejumlah perusahaan TI, telekomunikasi dan konsultasi.

Setelah bergabung dengan Ericsson, Priyanka menjalankan tanggung jawab pertamanya untuk membangun pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Ericsson India yang kemudian melayani seluruh dunia.

Kala itu, Priyanka berhasil memengembangkan seribu karyawan menjadi dua puluh ribu karyawan dalam kurun waktu 3 tahun. Pada 2014, Priyanka juga dipercaya untuk membangun pusat SDM untuk Ericsson yang terdiri atas tim dari India, Tiongkok, Filipina, Spanyol, Swedia, dan Amerika Serikat di 30 negara serta 600 karyawan.

Dan pada tahun 2018, Priyanka bergabung dengan jajaran manajemen MOAI (wilayah Asia Tenggara, Oseania & India) dan bertanggung jawab atas SDM pada seluruh fungsi unit di Ericsson wilayah tersebut.

Sentuhan teknologi di ranah HR yang pernah dan masih menjadi tanggung jawabnya, lanjut Priyanka adalah sistem operasi SDM baru, bertajuk Integrated Talent Management (ITM), bergabung dalam proses global dan faktor-faktor kesuksesan serta mengatur sebanyak 120.000 karyawan hingga proses pencarian dan rekrutmen SDM.

Telah berkecimpung di industri teknologi selama lebih dari dua dekade, Priyanka menjadi salah satu saksi teknologi mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan manusia, baik secara profesional maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Pengaruh teknologi dalam kehidupan profesional juga dirasakan Priyanka pada divisi yang dipimpinnya yaitu Human Resources (HR). Teknologi yang kerap diidentikan dengan digitalisasi disebut Priyanka mempengaruhi dua aspek di ranah HR.

Teknologi berpengaruh pada cara Ericsson secara khusus, dalam menciptakan program HR yang siap, serta cara perusahaan dalam mempersiapkan pegawai untuk menghadapi revolusi digital. Priyanka menyebut tiga contoh aktivitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam konteks menciptakan talenta yang siap akan masa depan, melalui budaya pembelajaran berkelanjutan dan pengembangan karyawan.

Ketiga aktivitas tersebut adalah Degreed, Digital Skills Academy, Digital Leadership Bootcamp, serta Reward and Recognition. Degreed merupakan platform pembelajaran online yang dirancang dengan AI untuk membantu pegawai Ericsson memahami lebih lanjut tentang 5G saat ini serta teknologi dan inovasi di masa mendatang.

Sedangkan Digital Skills Academy menciptakan portofolio bagi karyawan agar siap digital di masa depan, Digital Leadership Bootcamp untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri pegawai dan tidak hanya terfokus pada teknologi, serta Reward and Recognition, merupakan platform merekam pekerjaan dan pencapaian pegawai di wilayah operasional Ericsson.

Telah berdiri selama 112 tahun di Indonesia, Ericsson tentu telah memiliki banyak pelanggan di tanah air. Tidak hanya sebagai mitra bisnis, Priyanka menyebut bahwa pelanggan Ericsson turut menjadi ranah pembelajaran bagi perusahaannya, termasuk di bidang HR.

“Kami mendapat banyak inspirasi dari pelanggan, kami mendapatkan banyak ide seperti bagaimana mereka memberikan pelayanan terbaik untuk konsumen mereka (end-user).”

Selain itu, Priyanka juga menyebut bahwa dari pelanggannya, Ericsson juga belajar untuk tidak hanya fokus kepada bisnis tapi juga pada karyawan, serta mempelajari cara pelanggan memanfaatkan teknologi perusahaannya untuk memberikan layanan terbaik.

Berkecimpung di ranah sumber daya manusia, perempuan yang bergabung untuk pertama kalinya di Ericsson pada tahun 2010 ini mengaku ingin membantu pegawai Ericsson mengeluarkan potensi terbaik yang mereka miliki, termasuk dengan memanfaatkan bantuan dari teknologi.

Untuk jangka pendek, Priyanka mengaku terfokus pada cara Ericsson dalam membantu perusahaan untuk dapat mengeluarkan potensi pegawai, sedangkan secara personal, fokus ini akan selalu menjadi pembelajaran berkelanjutan dan menantang.

“Jadi, saya pikir sudah seharusnya menantang diri saya sendiri sebagai seorang individu, pemimpin, dan sebagai seorang profesional.”

Sementara itu dalam jangka panjang, Priyanka mengaku ingin berkontribusi dalam menghadirkan dampak bagi masyarakat, tidak hanya menyoal cara menjadikan pegawai pada khususnya, lebih efektif dalam bekerja, juga menjadi sukses baik dalam kehidupan profesional maupun pribadi.

Sebagai perempuan yang berkecimpung di ranah teknologi, Priyanka juga menyebut bahwa dirinya memiliki kesempatan luar biasa. Kehadirannya, lanjut priyanka, secara tidak langsung mendorong lebih banyak perempuan untuk meniti karir di industri ini.

Di Ericsson, Priyanka menyebut bahwa perusahaannya mendukung penuh perekrutan pegawai perempuan, dan menerapkan taktik khusus untuk mewujudkan dukungan untuk memperbanyak keterlibatan perempuan di perusahaan.

“Sebagai contoh, berhasil merekomendasikan laki-laki untuk bergabung dengan Ericsson, ia akan mendapat $10 dolar, tapi jika mereka menyarankan perempuan akan mendapatkan $20 dolar.”

Ericsson, lanjut Priyanka, juga berkolaborasi dengan berbagai universitas di Indonesia seperti Universitas Indonesia, Universitas Telkom dan ITB, dengan membentuk program kemitraan seperti kesempatan magang, dan jalur rekrutmen bagi mahasiswa di universitas terkait, dan mendorong mahasiswi untuk bergabung dengan program ini.

Selain itu, Ericsson juga memiliki program bernama LEAP, bertujuan untuk mencetak pemimpin lokal, serta mempersiapkan mereka yang berkeinginan untuk menjajaki jenjang karir lebih tinggi di berbagai industri, tidak hanya industri teknologi.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.