Telegram Segera Hadirkan Panggilan Video Grup
Di tengah pandemik COVID-19, yang meningkatkan penggunaan layanan konferensi video, Telegram mengumumkan rencana perusahaannya untuk turut bergabung ke pasar kompetitif ini dengan menghadirkan fitur panggilan video grup aman pada tahun 2020.
Mengutip Phone Arena, Telegram menyebut bahwa pada tahun 2020, panggilan video serupa layanan pesan teks pada tahun 2013 lalu. Telegram juga menjanjikan fitur ini untuk hadir pada tahun ini, tanpa secara lebih detail menyebutkan tanggal peluncuran pastinya.
Selain itu, Telegram juga mengumumkan pencapaian barunya, yaitu 400 juta pengguna bulanan, meningkat dari periode yang sama tahun 2019 lalu, sebesar 300 juta pengguna. Telegram mencatat setidaknya 1,5 juta pengguna baru setiap hari.
Pencapaian tersebut menjadikan Telegram sebagai aplikasi sosial yang paling banyak diunduh di lebih dari 20 negara di seluruh dunia. Dalam unggahan blog, Telegram menampilkan sejumlah fitur dan inisiatif terbarunya, seperti rencana untuk menghimpun dana sebesar EUR400.000 (Rp6,7 miliar).
Dana tersebut disebut Telegram akan didistribusikan kepada kreator tes pendidikan, dalam upaya untuk menciptakan database tes pendidikan untuk seluruh mata pelajaran dan tingkat pendidikan, serta menyediakan dukungan untuk kebutuhan alat pendidikan selama pandemik korona.
Telegram menyebut bahwa sebanyak dua miliar pelajar di seluruh dunia yang saat ini tidak dapat menjalankan program pendidikan reguler di sekolah, dan membutuhkan alat tersebut. Menyoal fitur baru, Telegram menambahkan Quiz Mode ke Telegram Polls pada bulan Januari lalu.
Quiz Mode digunakan untuk tes dan kuis pendidikan lebih serius seperti mode yang sebelumnya tersedia, sehingga update untuk Quiz Mode ini akan menghadirkan lebih banyak fitur pendidikan. Selain itu, Telegram juga menghadirkan menu lampiran baru untuk aplikasi versi Android.
Menu tersebut ditujukan untuk mempermudah proses pelampiran file serta mempermudah penggunaan perangkat. Menu ini juga dilaporkan menghadirkan pengalaman penggunaan lebih menyenangkan berkat dukungan ikon animasi baru.
Sebelumnya, kasus peretasan yang dialami oleh Bos Amazon Jeff Bezos masih menarik perhatian masyarakat, tidak terkecuali Pavel Durov. Pendiri sekaligus CEO Telegram, aplikasi pesan instan kompetitor WhatsApp, lagi-lagi mengajak masyarakat untuk menghapus aplikasi tersebut.
Durov mengklaim menemukan bug keamanan WhatsApp sebenarnya. Durov menuduh WhatsApp secara sengaja menanamkan celah akses atau backdoor dalam rangka mematuhi dan menyenangkan lembaga penegak hukum lokal, sehingga dapat melakukan bisnis tanpa gangguan di sejumlah negara seperti Iran dan Rusia.