TikTok Bantah Tuduhan Spionase AS
Merasa posisinya semakin tersudutkan akibat kecurigaan pemerintah Amerika Serikat mengenai tuduhan spionase, TikTok mulai memperlihatkan sikap tegas dan membela diri.
CEO TikTok, Alex Zhu, sekaligus founder Musical.ly yang diakuisisi induk perusahaan ByteDance mulai angkat bicara. Dia menyatakan berusaha sekuat tenaga melindungi data pengguna TikTok terutama apabila pemerintah Tiongkok membujuknya.
Dikutip dalam wawancara New York Times, Zhu menegaskan bahwa TikTok tidak pernah mengirimkan data pengguna layanannya terutama pengguna di Amerika Serikat kepada pemerintah Tiongkok seperti yang ramai dibicarakan.
“Saya akan menolaknya, secara personal,” jawab Zhu saat ditanya mengenai keputusan yang diambil apabila suatu hari nanti pemerintahan Tiongkok meminta memblokir video atau data penggunanya.
Zhu menyatakan bahwa TikTok hingga saat ini belum pernah menyensor ideo yang tidak sesuai dengan keinginan pemerintah Tiongkok. Bahkan data pengguna TikTok tidak pernah berada di pusat perusahaannya di Tiongkok. Zhu mengklaim bahwa semua data pengguna Amerika Serikat berada di server Virginia, dan backup data ada di Singapura.
Dilaporkan Medcom.id sebelumnya bahwa pemerintah Amerika Serikat menaruh curiga pada TikTok karena pertumbuhannya menyalip media sosial sekelas Facebook, Instagram, YouTUbe, dan Snapchat berdasarkan riset Sensor Tower. TikTok sudah diunduh mencapai 750 juta kali.
Zhue menegaskan data pengguna TikTok terpisah dari ByteDance, induk perusahaannya. Data pengguna juga tidak digunakan untuk meningkatkan kemampuan AI dan teknologi lainnya dari ByteDance.
“Data aplikasi TikTok hanya bisa digunakan oleh pengguna TikTok,” ucap Zhu. Dia mengaku optimistis bahwa penjelasan dari perusahaannya bisa meyakinkan pemerintah Amerika Serikat.
“Hari ini kami masih sangat beruntung, pengguna memandang TikTok sebagai platform untuk meme, lip-sync, menari, fesyen, dan pecinta fauna, tidak ada banyak diskusi politik,” ujar Zhu.
“Mengenai konten politik yang masih sejalan dengan kreatvitas dan pengalaman menyenangkan, saya melihat hal tersebut tidak perlu di kontrol,” jelas Zhu mengenai konten politik yang suatu hari nanti mungkin meramaikan platform TikTok.