Untung Rugi Menabung di Tabungan Rencana
Menabung bagi sebagian orang mungkin merupakan hal yang sangat sulit. Apalagi, bagi pekerja muda yang baru memiliki gaji sendiri. Gaji yang ‘tak seberapa’ ditambah kebutuhan gaya hidup masa kini yang berbiaya tinggi membuat aktivitas menabung kian sulit. Akhirnya, gaji setiap bulan pun kadang terasa hanya ‘menumpang lewat’.
Perencana Keuangan Tatadana Consulting Tejasari Assad menuturkan, bagi masyarakat yang sulit menabung, tabungan rencana dapat menjadi alternatif pilihan.
“Tabungan rencana bagus untuk yang kesulitan menabung. Karena otomatis rekeningnya dipotong untuk ditabung dan uangnya tidak bisa diambil dalam periode tertentu,” ujar Tejasari.
Tejasari menjelaskan, tabungan rencana, biasanya menawarkan bunga yang lebih tinggi dari tabungan biasa atau hadiah di muka. Namun, periodenya biasanya sudah ditentukan dan uang yang ditabung tak bisa diambil sewaktu-waktu atau nasabah akan terkena potongan tertentu.
Jenis tabungan ini, menurut Tejasari, cocok untuk memenuhi kebutuhan perencanaan keuangan dalam jangka pendek yang sudah terjadwal.
“Misalnya kita ada rencana dua atau tiga tahun ke depan, apakah mau kuliah lagi ambil S2, kebutuhan dana untuk menikah, atau kebutuhan lainnya,” terang Tejasari.
Saat ini, hampir semua bank besar memiliki produk tabungan rencana dengan skema yang bervariasi. Penempatan dana yang ditawarkan bahkan mulai dari Rp100 ribu per bulan. Adapun jangka waktu tabungan yang ditawarkan juga bervariasi, mulai dari 6 bulan, 12 bulan, 2 tahun, 3 tahun, hingga 5 tahun.
Untung Rugi Punya Tabungan RencanaTabungan rencana biasanya ditawarkan bank dengan suku bunga yang lebih tinggi dari produk tabungan biasa dan lebih rendah dari bunga deposito. (REUTERS/Garry Lotulung)
Sayangnya, produk ini biasanya, menurut Tejasari, memiliki bunga yang sebenarnya lebih kecil dari bunga investasi lainnya. Namun, menurut dia, produk ini nyaris tanpa risiko karena memiliki suku bunga yang tetap dan dijamin oleh LPS.
Perencana Keuangan Financial Consulting Eko Endarto menjelaskan, produk tabungan rencana sebenarnya sangat bagus, terutama untuk orang-orang yang kesulitan untuk menabung.
Ia menjelaskan, skema potongan dana langsung setiap bulan dari rekening tabungan yang merupakan konsep tabungan rencana, sebenarnya juga dapat diterapkan pada produk reksa dana.
Namun, kedua produk tersebut cukup berbeda. Produk reksa dana disebut menjanjikan imbal hasil yang jauh lebih bagus dibandingkan tabungan rencana, kendati bergantung pada produk reksa dananya. Hanya saja, produk reksa dana juga memiliki risiko penurunan harga.
“Reksa dana juga lebih mudah dicairkan. Kalau tidak rajin, uangnya bisa diambil terus. Beda dengan tabungan rencana, kalau diambil bisa terkena denda,” jelas dia.
Namun, Eko menyebut, produk ini bukan produk investasi dan memiliki imbal hasil yang jauh berada di bawah produk investasi lainnya.
“Produk ini hanya memaksa orang untuk menabung, tetapi bukan produk investasi karena bunganya biasanya selalu di bawah inflasi,” terang dia.
Ia pun sependapat dengan Tejasari bahwa produk tabungan rencana hanya cocok untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, seperti mempersiapkan dana untuk pelesiran atau travelling maupun mempersiapkan pernikahan.
“Kalau untuk kebutuhan dana pendidikan anak atau kebutuhan jangka menengah panjang lainnya, lebih cocok investasi di reksa dana atau emas,” jelas dia.
Oleh karena itu, jika tidak memiliki peruntukan jangka pendek, tetapi hanya ingin belajar menabung, dana yang nantinya cair setelah periode tabungan habis sebenarnya bisa dialihkan ke produk investasi lainnya, mulai dari deposito, reksa dana, emas, hingga produk investasi lainnya.