Waspada, Corona dan Covid-19 Populer Digunakan Hacker Beraksi

Waspada, Corona dan Covid-19 Populer Digunakan Hacker Beraksi

Hacker tidak pernah berhenti beraksi di tengah pandemi virus Korona atau Covid-19. Laporan bahwa mereka menggunakan istilah terkait coronavirus dan covid-19 untuk membuat situs palsu yang menjebak dan mencuri data ternyata tetap ramai ditemukan.

Pengguna internet yang haus informasi terkait wabah ini menjadi target empuk bagi hacker atau peretas. Dilaporkan bahwa kin mereka tidak hanya membuat situs palsu tapi juga membuat promo atau diskon palsu dengan kode “Coronavirus” atau “Covid-19”.

Dikutip dari The Next Web, firma keamanan siber Checkpoint menemukan bahwa peretas menggunakan kode promo “COVID-19” untuk memberikan potongan harga pada malware dan alat peretas di jaringan “dark web”. Tentunya ini sangat tidak etis di tengah wabah yang memakan banyak korban jiwa.

Firma Checkpoint menemukan satu contoh, hacker atau peretas bisa mendapatkan diskon 15 persen untuk pembelian malware atau alat peretas menggunakan kode “COVID-19”. Cara serupa juga digunakan pada situs palsu penjualan perangkat elektronik.

Hacker akan membuat sebuah situs palsu yang menyerupai situs ecommerce ternama. Kemudian mereka memasang informasi mengenai diskon sebuah laptop MacBook Air apabila menggunakan kode “COVID-19”. Padahal peretas akan mencuri informasi pribadi termasuk kartu kredit korbannya.

Terkait pembuatan situs palsu oleh peretas dengan menggunakan domain terkait “Coronavirus” atau “Covid-19”, firma Checkpoint menyebut angkanya meningkat sangat drastis. Minggu lalu, mereka tercatat ada sekitar 6.000 domain situs baru yang terdaftar menggunakan dua kata tersebut.

Hasil penelusuran menemukan bahwa sekitar 93 domain situs dinilai berbahaya karena kemungkinan disusupi malware dan lebih dari 2.200 situs dalam indikasi mencurigakan. Artinya, pengguna internet diimbau tidak mudah percaya dan mengakses domain situs yang menggunakan kata Coronavirus atau Covid-19.

Peretas juga membuat situs palsu yang berisi penawaran aplikasi untuk melindungi dari dari virus Korona atau alat uji keseatan dengan harga terjangkau. Demi memuluskan penipuan tersebut, peretas juga membuat URL palsu dengan tampilan halaman depan menyerupai layanan legal.

Jadi korban yang tertipu sebetulnya memasukan data mereka ke sebuah situs palsu kemudian baru dialihkan halaman situs yang asli. Caranya, peretas melakukan modifikasi di URL atau alamat situs yang kerap tidak diperhatikan oleh pengguna internet.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.