Whatsapp Membuat Fitur Baru untuk Mengatasi Hoaks di India
Whatsapp dikabarkan akan meluncurkan sejumlah fitur baru untuk penggunanya di India. Fitur baru ini akan memberikan peringatan bagi penerima pesan jika ada yang mengirimkan tautan melalui Whatsapp. Peringatan itu akan memberitahu jika tautan yang dibagikan berasal dari sumber yang tidak dipercaya atau mencurigakan (Hoaks).
“(Fitur ini) akan melakukan pengecekan otomatis untuk menentukan apakah tautan tersebut mencurigakan,” jelas WhatsApp dalam lamannya, seperti dikutip CNN. Jika tautan tersebut memang terbukti mencurigakan, maka WhatsApp akan memperingatkan pengguna untuk berhati-hati dalam membuka tautan tersebut.
Sebelumnya, WhatsApp sudah meluncurkan empat fitur baru untuk mencegah penyebaran hoaks di India. Fitur tersebut berfungsi untuk memberitahu pengguna apakah pesan yang mereka terima adalah pesan asli atau pesan yang diteruskan (forward) dari pengguna lain. Masalah hoaks ini menjadi sangat serius di India, pengguna di India hanya boleh melakukan forward pesan sebanyak lima kali. Sementara pengguna WhatsApp di berbagai belahan dunia lain dapat meneruskan pesan hingga 20 kali.
Fitur-fitur baru ini diluncurkan untuk meminimalisisr penyebaran berita hoaks di aplikasi Whatsapp. Karena hal ini menjadi masalah yang sangat serius bagi Whatsapp di India.
Beberapa kasus akibat hoaks yang menyebar lewat aplikasi ini tidak hanya menggiring opini publik, tetapi menjurus kepada tindak kekerasan hingga menelan korban jiwa akibat penghakiman massa. Tidak hanya satu dua kali, hal ini terjadi puluhan kali di berbagai daerah di India. Bahkan hal kekerasan ini dipicu oleh rumor penculikan anak, hal ini sangat menjadi pusat perhatian pemerintah India dikarenakan dapat menjadi hal yang sangat fatal.
WhatsApp menolak untuk memberikan komentar terkait berita ini. Namun, dalam suratnya kepada pemerintah India, WhatsApp menyebut bahwa mereka prihatin dengan menyebarnya tindak kekerasan di India dan akan berusaha untuk mencegah kejahatan digital dan kejahatan lainnya yang mempergunakan aplikasinya.
Pemerintah India telah menuduh Facebook dan WhatsApp tidak melakukan cukup banyak upaya untuk mencegah penyebaran informasi hoaks tersebut.
“Platform media sosial telah disalah gunakan sebagai senjata untuk mempersenjatai informasi,” tukas Ravi Shankar Prasad, Menteri Teknologi India, Selasa (24/7/18) lalu di parlemen.
Facebook sebagai perusahaan induk WhatsApp pun sedang mengalami krisis serupa. Penyalahgunaan data pengguna dan sulitnya menangani penyebaran informasi yang salah, bahkan hingga berdampak pada anjloknya saham perusahaan tersebut hingga 19 persen minggu lalu.
Sementara itu, Nikhil Pahwa, co-founder organisasi yang memperhatikan kebebasan berinternet, Internet Freedom Foundation, di India memberi saran. Menurutnya WhatsApp seharusnya memberikan atribusi pada tiap pesan yang telah diteruskan. Atribusi ini diberikan kepada siapa yang mengirimkan pesan itu untuk pertama kalinya.
[GP]